Peristiwa penembakan kembali terjadi di Orlando. Setelah Christina Grimmers ditembak hingga tewas saat acara meet and greet di Orlando, sehari kemudian terjadi penembakan di gay nightclub dan membunuh 50 orang. Ini 8 hal yang perlu kita tahu soal penembakan di Orlando.
Menyandera Pengunjung
Penembakan terjadi di gay nightclub, Pulse Club di Orlando pada hari Minggu jam 2 dini hari waktu setempat. Menurut John Mina, ketua kepolisian Orlando seperti yang dikutip dari New York Times, menjelaskan, si penembak, Mateen, masuk ke dalam klub dengan membawa banyak senjata dan langsung menembakannya.Night club yang padat dan musik yang kencang membuat banyak orang enggak sadar ketika penembakan terjadi. Suara tembakan awalnya terdengar seperti suara kembang api. Beberapa malah menyangka itu bagian dari musik. Belum lagi suasana klub yang padat membuat orang sulit menyelamatkan diri. Akibatnya korban pun jatuh hingga 50 orang dan 53 orang luka-luka.
Tewas Di Tempat
Sempat terjadi baku tempat dengan Mateen dengan polisi. Namun Mateen menyandera pengunjung sehingga polisi mundur keluar klub. Akhirnya pihak polisi mengunakan ledakan untuk mengalihkan perhatian Mateen dan akhirnya kembali menyerbu ke dalam gedung. Dia lansung tewas di tempat setelah ditembak oleh polisi.
Pelakunya adalah Omar Mir Seddique Mateen
Pelaku penembakan adalah Omar Mir Seddique Mateen, 29 tahun asal Florida. Dia lahir dan dibesarkan di New York dan kemudian keluarganya pindah ke Port St Lucie – Florida. Cowok ini memiliki darah keturunan Afganistan. FBI pernah dua kali mewawancarai Matten di tahun 2013-2014 berkaitan dengan komentarnya yang berbau mengancam pada teman kerjanya. Namun kasus ini segera ditutup.Bekerja di Jasa Keamanan
Mateen pernah bekerja di perusahaan jasa keamanan selama sembilan tahun. Dia selalu membawa senjata sebagai bagian dari kerjaannya. Karena itu juga Mateen termasuk ahli dalam menggunakan senjata dan mengantongi secara resmi lisensi untuk menembak dan kepemilikan senjata.Senjata Bisa Dibeli Secara Resmi
Senjata yang digunakan oleh Matten adalah pistol 9mm semi otomatis dan senjata laras panjang AR 223 kaliber. Senjata laras panjang ini sering digunakan oleh militer saat berperang di Vietnam dan jadi favorit para pencinta senjata laras panjang. Dia punya kemampuan melontarkan peluru dengan cepat. Senjata ini beberapa kali digunakan dalam peristiwa penembakan massal di AmrikSenjata ini bisa dibeli secara resmi. Menurut Biro Alkohol, Tembakau dan Senjata, sejata ini dibeli oleh Matten beberapa hari sebelumnya. Dia membeli senjata ini dari dealer senjata resmi. Mateen enggak punya catatan buruk yang membuatnya enggak bisa membeli senjata ini.
Komentar Rasis dan Homophobia
Mantan teman kerja Mateen, Daniel Gilroy seperti yang dikutip dari NYTimes menyatakan kalau Mateen itu orang yang pemarah dan enggak stabil. Dia sering ngomong soal membunuh orang. Mateen pun sering memberikan komentar-komentar yang rasis dan berbau homophobia.
Mantan istrinya, Sitora Yusufiy juga bilang kalau Mateen itu cowok yang sering marah. “Aku melihatnya sebagai orang yang bipolar. Dia bisa tiba-tiba marah tanpa alasan,” ucap sang istri. “Ketika dia sedang marah, dia akan mengekpresikan kemarahannya pada semua hal.”
Penembakan ini bisa dihubungankan dengan kekesalan Mateen beberapa bulan sebelumnya. Dia kesal kesal melihat pasangan gay yang berciuman di tempat umum. Dia marah karena kejadian ini dilihat langsung oleh anaknya yang masih berumur tiga tahun.
Penembakan Masal Paling Berdarah
Dengan jumlah korban mencapai 50 orang, penembakan di Orlando ini dianggap sebagai penembakan masal paling berdarah di Amrik. Kejadian penembakan masal pernah terjadi sebelummnya di Amerika. Tahun 1984 di San Ysidro – California membunuh 21 orang. Tahun 1991 di Killeen Texas membunuh 23 orang, Tahun 2007 di Virginia Tech membunuh 32 orang, tahun 2012 di Newton –Connecticut membunuh 27 orang.
Source : KAWANKU