Kampung Dare'e, Kelurahan Cellu, Kecamatan
Tanete Riattang Timur, Minggu (5/2/2017) terlihat berbeda. Ratusan obor
dari bilah bambu terpasang mengelilingi sebidang lapangan di
perkampungan yang terletak di sebelah Timur pinggiran kota Watampone
tersebut.
Saat itu, ratusan warga Dare'e menonton pagelaran seni dan pertunjukan silat bugis kuno 'mencak sangge', dengan diiringi irama hentakan gendang dan suara dari alat musik gambus, pesilat 'mencak sangge' mempertunjukkan keahliannya.
Dari literatur yang diperoleh Mencak Sangge berasal dari bahasa Bugis, 'Mencak' berarti gerakan silat sementara 'Sangge' berarti menggaet atau mengait.
Gerakan Mencak Sangge sendiri terlihat unik dengan ciri gerakan patah-patah dan terlihat kaku pada gerakan pukulan dan tendangan. Selain itu Mencak Sangge juga memadukan gerakan fisik dan ilmu pernafasan atau tenaga dalam.
Pemencak (pemain) Mencak Sangge tidak dibatasi usia dan jenis kelamin, mulai tetua kampung, pemuda, anak-anak bahkan kaum perempuan di Dare'e lihai memperagakan gerakan Mencak Sangge.
Keahlian tangan dalam gerakan patah-patah tapi cepat dan lincah untuk menohok lawan sekaligus sebagai benteng pertahanan dibantu kuda-kuda kaki dan olah pernafasan ditampilkan secara artistik.
Para pemencak Sangge secara bergantian menunjukkan keahliannya, baik dalam gerakan seni maupun dalam pertarungan satu lawan satu.
Salah seorang tokoh masyarakat di kampung Dare'e, Sirajuddin Daeng Mallongi mengatakan seni bela diri Mencak Sangge sudah ada sejak jaman kerajaan Bone dahulu.
Menurutnya, saat ini Mencak Sangge dilestarikan secara turun temurun di kampung Dare'e. dan agar tetap bertahan, anak-anak muda di perkampungan itu dilatih di halaman rumahnya sekali tiap pekannya.
"Mencak Sangge masih bertahan dan dilestarikan secara turun temurun oleh satu rumpun keluarga di Dare'e, saat ini hampir seluruh masyarakat yang berpenduduk sekitar 500 warga disini pernah belajar namun baru kali ini ditampilkan melalui pagelaran Seni Budaya," kata Sirajuddin.
Kepala dinas Kebudayaan Pemkab Bone Andi Promal Pawi yang turut hadir pada pagelaran seni tersebut berjanji akan mengagendakan event tersebut sebagai agenda tahunan. "Seni Beladiri Mencak Sangge sebagai produk budaya bugis Bone wajib dilestarikan," katanya.
Saat itu, ratusan warga Dare'e menonton pagelaran seni dan pertunjukan silat bugis kuno 'mencak sangge', dengan diiringi irama hentakan gendang dan suara dari alat musik gambus, pesilat 'mencak sangge' mempertunjukkan keahliannya.
Dari literatur yang diperoleh Mencak Sangge berasal dari bahasa Bugis, 'Mencak' berarti gerakan silat sementara 'Sangge' berarti menggaet atau mengait.
Gerakan Mencak Sangge sendiri terlihat unik dengan ciri gerakan patah-patah dan terlihat kaku pada gerakan pukulan dan tendangan. Selain itu Mencak Sangge juga memadukan gerakan fisik dan ilmu pernafasan atau tenaga dalam.
Pemencak (pemain) Mencak Sangge tidak dibatasi usia dan jenis kelamin, mulai tetua kampung, pemuda, anak-anak bahkan kaum perempuan di Dare'e lihai memperagakan gerakan Mencak Sangge.
Keahlian tangan dalam gerakan patah-patah tapi cepat dan lincah untuk menohok lawan sekaligus sebagai benteng pertahanan dibantu kuda-kuda kaki dan olah pernafasan ditampilkan secara artistik.
Para pemencak Sangge secara bergantian menunjukkan keahliannya, baik dalam gerakan seni maupun dalam pertarungan satu lawan satu.
Salah seorang tokoh masyarakat di kampung Dare'e, Sirajuddin Daeng Mallongi mengatakan seni bela diri Mencak Sangge sudah ada sejak jaman kerajaan Bone dahulu.
Menurutnya, saat ini Mencak Sangge dilestarikan secara turun temurun di kampung Dare'e. dan agar tetap bertahan, anak-anak muda di perkampungan itu dilatih di halaman rumahnya sekali tiap pekannya.
"Mencak Sangge masih bertahan dan dilestarikan secara turun temurun oleh satu rumpun keluarga di Dare'e, saat ini hampir seluruh masyarakat yang berpenduduk sekitar 500 warga disini pernah belajar namun baru kali ini ditampilkan melalui pagelaran Seni Budaya," kata Sirajuddin.
Kepala dinas Kebudayaan Pemkab Bone Andi Promal Pawi yang turut hadir pada pagelaran seni tersebut berjanji akan mengagendakan event tersebut sebagai agenda tahunan. "Seni Beladiri Mencak Sangge sebagai produk budaya bugis Bone wajib dilestarikan," katanya.
Source : SINDONEWS