WannaCry bikin "wanna cry!"
Pada Jumat (12/5), warga dunia dihebohkan dengan menyebarnya
ransomware WannaCry. Ancaman yang satu ini dianggap sangat berbahaya
karena menyandera data-data penting, seperti data pasien di rumah sakit.
Akibatnya, pelayanan rumah sakit di beberapa negara, termasuk Indonesia, mengalami gangguan. Ancaman virus ransomware itu pun sampai disebut sebagai “terorisme
cyber” oleh Semuel Abrijani Pangarepan, Direktur Jenderal Aplikasi dan
Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, karena memang sangat
berbahaya.
Lha, terus apa bedanya dengan virus komputer lain? Kok yang ini kayaknya heboh banget?
Gini, jauh sebelum ransomware, serangan di dunia cyber memiliki motif dan jenis ancaman yang berbeda.
Lebanyakan virus yang beredar beberapa tahun silam lebih banyak bertujuan untuk ngerusak sistem komputer. Kalo virus ransomware merupakan metode penyandera data digital yang ujung-ujungnya meminta tebusan.
Si penjahat cyber bakal menyandera atau mengunci data yang baru bisa dibuka setelah korban membayar uang tertentu.
Yap, anggap aja virus komputer jadul itu cuma perusuh yang ngerusak
rumah. Setelah rusak, kita bisa benerin bagian rumah yang rusak.
Nah, kalo si WannaCry ini penculik. Makanya, kita harus ngasih uang
tebusan supaya orang yang diculik bisa dibebasin. Kalo nggak dikabulin,
kerugiannya pasti lebih gede kan?
Udah paham sekarang?
Source : KOMPAS